Harianposmetro.com
Heavenly Culture World Peace and Restoration of Light (HWPL), sebuah organisasi internasional berbasis di Korea Selatan, mengadakan Press Gathering bertajuk “Membangun Komunitas Perdamaian Dunia Melalui Kerjasama Regional” di Jakarta Selatan, Sabtu (7/12/2024). Acara ini menjadi wadah untuk membahas inisiatif perdamaian global dengan pendekatan yang melibatkan berbagai institusi dari sektor hukum, pendidikan, dan agama.
Meyly, perwakilan Public Relations HWPL, menjelaskan bahwa tujuan utama acara ini adalah memperluas pemahaman tentang pentingnya perdamaian sebagai fondasi kelangsungan dunia. “HWPL berkomitmen untuk memajukan tiga pilar perdamaian: Pendidikan Perdamaian, Kerukunan Antaragama, dan penguatan Hukum Internasional. Dengan keterlibatan aktif masyarakat dan dukungan pemerintah, kami yakin visi dunia tanpa perang dapat terwujud,” ungkap Meyly.
Acara ini menampilkan tokoh-tokoh penting dari berbagai organisasi, termasuk Elza Syarief, Ketua PERWIRA dan PERHAKHI, yang menekankan pentingnya dukungan pemerintah terhadap inisiatif perdamaian. “Kami berharap dapat mempertemukan Ketua HWPL, Lee Man-hee, dengan Presiden RI Prabowo Subianto. Kolaborasi semacam ini penting untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pelopor perdamaian di kawasan Asia Tenggara,” ujarnya.
John Rommel Garces, Chief Branch Manager HWPL Filipina, juga hadir untuk berbagi pengalaman tentang penerapan program Peace Education di negaranya. Ia menjelaskan bahwa program tersebut telah berhasil diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah di Filipina dengan dukungan dari pemerintah daerah dan komunitas lokal. “Kami melihat bagaimana perdamaian membawa dampak nyata dalam menciptakan harmoni di masyarakat yang sebelumnya penuh konflik. Indonesia, dengan keberagamannya, memiliki potensi besar untuk mengikuti jejak ini,” kata Garces.
Dalam forum diskusi, Deputi VII Badan Intelijen Negara, Wawan Purwanto, menyoroti peran penting masyarakat dalam menjaga stabilitas nasional melalui semangat perdamaian. “Perbedaan adalah kekayaan yang harus dikelola dengan bijak. HWPL telah memberikan contoh nyata bagaimana dialog lintas budaya dan agama bisa menjadi kunci untuk membangun keharmonisan,” ujarnya.
Devi Taurisa, Ketua Umum Laskar Prabowo 08, menambahkan bahwa kaum muda adalah ujung tombak perubahan menuju perdamaian. “Program Peace Education HWPL sangat relevan dengan visi Indonesia Emas 2045. Membentuk generasi yang sadar akan pentingnya toleransi adalah investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa,” tegasnya.
Acara ini juga melibatkan Ikatan Guru Indonesia (IGI), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), serta berbagai media sebagai mitra strategi dalam menyebarkan pesan perdamaian. Diskusi mendalam tentang Deklarasi Perdamaian dan Penghentian Perang (DPCW) menjadi salah satu sorotan utama, di mana dokumen ini diyakini dapat menjadi daratan