
Jakarta, 15 Januari 2025 – Proyek Strategis Nasional (PSN) Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2) menjadi sorotan tajam setelah diduga menimbulkan berbagai kerugian dan memicu polemik besar di tengah masyarakat. Proyek ini, yang telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir, terus menjadi isu panas yang menggugah perhatian publik dan media massa.
PSN PIK 2 mendapat sorotan luas dari berbagai elemen masyarakat, termasuk aktivis, akademisi, dan media. Polemik ini memuncak setelah sejumlah deklarasi, pernyataan sikap, hingga aksi demonstrasi dilakukan untuk menolak proyek yang dianggap merugikan hak rakyat. Namun, hingga kini, solusi konkret dari pemerintah belum juga terlihat, meski beberapa langkah awal seperti pencabutan spanduk di lokasi proyek telah dilakukan.

Dr. Said Didu, seorang tokoh yang dikenal vokal terhadap isu nasional, menjadi pelopor dalam mengungkap data dan fakta seputar PSN PIK 2. Selain itu, masyarakat pesisir utara Jakarta yang terdampak langsung menjadi suara utama dalam perjuangan ini. Media massa seperti Kompas TV dan TV One juga mulai mengangkat isu ini, meskipun baru dalam skala terbatas.
Pada 3 Desember 2024, Kompas TV menyiarkan laporan terkait PSN PIK 2, diikuti oleh TV One pada 14 Januari 2025. Meski langkah ini diapresiasi, masyarakat mendesak media untuk lebih konsisten dalam menyuarakan aspirasi rakyat. Dalam wawancara langsung, masyarakat yang terdampak menjadi narasumber utama, sehingga informasi yang disampaikan lebih transparan dan bebas manipulasi.
Polemik PSN PIK 2 menyentuh isu kedaulatan bangsa dan hak rakyat atas tanah serta lingkungan. Proyek ini diduga melibatkan praktik-praktik oligarki yang memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan segelintir pihak. Selain itu, masalah besar ini mencerminkan kesenjangan antara kekuasaan kapitalis dan perjuangan rakyat kecil yang semakin sulit menembus tembok keadilan.
Masyarakat mendesak pemerintah, khususnya Presiden Prabowo Subianto, untuk segera mengambil tindakan tegas dan berpihak pada rakyat. Dukungan terhadap arus bawah yang terus bergerak menjadi penentu keberhasilan perjuangan ini. Para pejuang diminta tetap waspada dan menjaga solidaritas di tengah tekanan dan fitnah yang muncul.
Rakyat berharap agar pemerintah dan seluruh elemen negara, termasuk media, bersatu memperjuangkan nilai-nilai keadilan dan kedaulatan bangsa. “Saatnya rakyat bergerak bersama. Jika Istana tidak mendengar, maka rakyat akan datang untuk menyampaikan aspirasi secara langsung,” ungkap salah satu aktivis saat demonstrasi terbaru di Jakarta.
Rakyat kini menantikan langkah konkret dari Istana. Akankah Presiden mendengar suara rakyat yang terus menggema, ataukah rakyat yang harus mengetuk pintu Istana? Semua pihak diminta untuk waspada, tetap semangat, dan konsisten dalam perjuangan demi keadilan dan hak rakyat.